3 keuntungan Mengikuti Studium Generale FLP Jakarta

Minggu, 29 Mei 2016, saya memenuhi undangan Forum Lingkar Pena Jakarta untuk acara Studium Generale.

foto-flp-menulis
Kebersamaan

Pagi-pagi benar saya sudah meninggalkan rumah agar tidak terlambat mengikuti acara yang sedianya akan dimulai sejak pukul 09.00 WIB.

Tempat penyelenggaraan Studium Generale adalah Perputakaan Umum Daerah (Perpumda) DKI Jakarta yang berada di lantai 7, gedung Nyi Ageng Serang, Kuningan, Jakarta Selatan.

Menyimak

Studium Generale merupakan acara penyambutan anggota baru yang mendaftar menjadi anggota FLP Cabang Jakarta.

Para anggota baru, yang kelak disebut Pramuda, akan mengikuti pelatihan kepenulisan selama 6 bulan ke depan setelah Studium Generale berlangsung.

Dalam pelatihan nanti, Pramuda akan dapat materi penulisan fiksi dan non-fiksi dari penulis-penulis yang sudah berkarya di tingkat nasional pada bidangnya masing-masing.

Pelatihan akan dilaksanakan pada hari Minggu setiap dua minggu sekali selama 2 jam untuk mendapatkan pengetahuan menulis beraneka jenis tulisan serta cara menembus media.

Kelak setelah 6 bulan mengikuti pelatihan, pramuda akan diinaugurasi untuk menjadi anggota FLP Jakarta.

Pada Studium Generale yang mengusung tema “Menulis Itu Mudah” ini, Pramuda akan beramah tamah dengan teman-teman yang sudah lebih dulu menjadi anggota FLP Jakarta

Dari wajah-wajah baru yang saya lihat, tampak sinar keceriaan dan harapan, sama seperti ketika pertama kali saya hadir di acara ini, tapi dulu hanya dikenal sebagai acara perkenalan anggota baru.

Peserta Putri

Acara dimulai dengan pembacaan ayat suci Alquran, disambung dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, lalu sambutan-sambutan yang dimulai dari ketua panitia, ketua FLP Jakarta, dan perwakilan dari Perpumda yang makin memantapkan suasana hati untuk menggeluti dunia tulis menulis.

Setelah itu, tiba acara berbagi kiat menulis, acara ini membawa keuntungan bagi yang hadir sebab penuh dengan wawasan kepenulisan, antara lain:

1. Tips Berbagi Rahasia Menulis dari Palris J. Ippal dan Zaenal Radar T.

Kedua pembicara merupakan penulis di FLP Jakarta yang sudah banyak berkarya, baik di media cetak atau di televisi.

Palris J. Ippal merupakan pembicara pertama pada sesi ini, dia adalah penulis spesial lomba sebab setiap lomba menulis cerpen di majalah yang diikutinya, pasti dia akan menjadi salah satu pemenangnya.

foto-belajar-menulis
Semua bisa menulis



foto-berbagi-menulis
Menulis itu mudah

Saya mengenal Ippal ketika pertama kali bergabung denga FLP Jakarta, dengan dirinya juga saya pertama kali berdiskusi cara untuk bisa menulis di media.

Ippal penuh dengan prestasi, dengan gaya penulisan yang commercial stories, dia mampu memasukkan tema sosial dalam tulisan-tulisanya.

Penulis yang kini bekerja pada bidang retail ini, mengajak semua calon penulis yang hadir untuk mulai menulis cerita apa saja yang mudah dan diketahuinya.

Dia mengulas, berbagai usahanya sejak mulai menulis sampai menembus media cetak untuk pertama kali.

Ada yang menarik dari gaya kreatif Ippal ini, dia lebih suka menggunakan alat menulis yang manual seperti mesin tik dan lebih senang mengirim tulisannya ke redaksi media dengan cetakan, meskipun banyak penulis lain yang menggunakan email untuk mengirimkan naskahnya.

Ippal piawai menulis cerita anak, remaja, bahkan sudah juga dimuat di majalah pria dan wanita dengan tema-tema sosial dan gaya hidup.

Ippal mengingatkan agar selalu melakukan riset dalam menulis, walau itu sebatas riset data sebab tanpa riset, penulis akan bisa keliru yang membuat pembaca akan meninggalkannya.

Selanjutnya, ada Zaenal Radar T, yang menjadi pembicara kedua.

Zaenal sudah juga malang melintang dengan berbagai genre cerita pendek yang termuat di media cetak nasional serta menulis juga skenario untuk beberapa sinetron tv.

Ketika menuturkan rahasianya menulis, dia mengaku menjadi penulis sebab membaca sebuah cerpen di satu majalah yang membuatnya tersadar kalau ada juga cerpen yang menarik.

Sejak itu, dia berusaha membaca dan menulis cerpen, salah satunya dengan bergabung bersama FLP Jakarta.

Dalam menulis, Zaenal tidak dipengaruhi oleh mood sebab apa yang akan ditulis adalah memang sudah didalami dahulu, tidak ujug-ujug asal tulis.

Dia juga mengingatkan kepada para Pramuda untuk selalu mengingat pada logika bercerita, yang biasanya tanpa disadari oleh penulis, yang sudah besar namanya sekali pun, bisa terlupakan.

2. Melihat Launching Kumpulan Cerita Pendek FLP Jakarta 2016.

Pada sesi ini, pengunjung yang datang ke acara Studium Generale dapat melihat buah hasil teman-teman angkatan ke-19, berupa kumpulan cerpen.

Satu per satu penulis yang namanya ada di buku tersebut menjelaskan proses kreatifnya sampai menjadi sebuah naskah yang diseleksi oleh tim kaderisasi dan divisi Muda Madya.

Ada sembilan penulis yang menuangkan buah pikirnya pada tema lingkungan yang terkumpul dalam buku bertajuk, “Wak Ali dan Manusia Lumpur.”


foto-membedah-cerpen
Membedah Cerpen

Pada kesempatan itu, saya yang menjadi editor dan mentoring awal para penulis, membahas lika-liku pemilihan tema sampai terbentuknya buku.

Dari pengalaman menulis cerita pendek di berbagai media cetak dan menulis cerita skenario untuk program komedi situasi di televisi, saya mengajak semua yang andil untuk buku tersebut agar menjaga kualitas menulisnya.

Untuk mencapai kesempurnaan, saya membaca ulang semua tulisan yang sudah diseleksi dan membahas ulang dengan penulisnya untuk struktur cerita dan gaya penulisan.

Hampir semua penulis saya minta menulis ulang ceritanya dengan memperhatikan logika, membangun ketegangan, dan cara bertutur.

Kini buku dengan sampul dan ilustrasi yang dikerjakan sendiri oleh anggota muda-madya itu menjadi menarik untuk dinikmati.

Kepada Pramuda yang hadir, saya mengingatkan agar banyak membaca, selain karya sastrawan nasional juga patut membeli buku karya penulis dunia, sehingga bisa menyimak bagaimana membuka cerita, menyusun plot, dan menutup cerita yang akan membuat menulis itu mudah dilakukan.

3. Mengetahui Cara Memulai Tulisan.

Sesi ini dipandu oleh Taufan E. Prast, dia merupakan penulis banyak karya, baik berupa buku, atau tulisan dan cerita yang dimuat di media cetak nasional.

Dia pernah menjabat sebagai ketua FLP Jakarta dan pernah juga menjadi dewan redaksi di beberapa penerbitan, kini tengah mengelola wadah kreativitas di rumahnya yang bernama FUN INSTITUTE.


foto-pelatihan-nulis
Menulis itu tergantung niat

Dengan segala pengalamannya dalam menulis, dia membagikan rahasia untuk memudahkan orang dalam menulis, yaitu niat.

Dari niat akan terlihat, akan kemana seseorang dengan keinginannya menulis, apakah untuk hobi semata atau berniat menjadi profesional.

Seorang yang berniat menjadi profesional dalam menulis tentu tahu risiko yang harus dijalaninya, yaitu menjaga agar tulisannya berkualitas.

Untuk bisa mencapainya, harus banyak membaca sebab bacaan adalah vitamin untuk penulis.

Dari bacaan, orang akan mudah memulai satu tulisannya sebab dia akan sudah mengetahui banyak hal.

Ketika pengetahuan itu sudah ada di kepala, yang dibutuhkan hanya waktu untuk menuliskannya.

Dari ketiga sesi itu, semua yang hadir dalam acara Studium Generale FLP Jakarta makin mantap dan tetap terjaga semangatnya untuk menulis.


foto-penulis-cerpen
Tetap satu

Sesi Tambahan - wawasan ke-Islaman


Saya pun merasa beruntung bisa bertemu dengan teman-teman yang selalu menjaga semangat tersebut. [s]

Foto: 1, 2, 3

Komentar

  1. Wah semangatnya perlu ditiru nih, suka banget dengan kegiatan FLP Jakarta, sangat menginspirasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Naqiyyah Syam

      Salam takzim buat FLP lainnya, tetap satu kok kita :)

      Hapus

Posting Komentar