Tiga Cara Mengatasi Maag Saat Puasa


foto-artikel-sakit-maag
Ilustrasi (dok. pribadi)

Puasa merupakan kegiatan menahan nafsu, baik menahan makan dan minum, juga nafsu lainnya yang selalu menggoda hati manusia.
Khususnya umat muslim, puasa itu dilakukan sejak waktu Imsak (lebih kurang sepuluh menit sebelum Subuh) sampai datangnya Magrib.
Saat berpuasa, tentu saja perut tak menerima makanan dan minuman dalam jangka waktu yang panjang.
Hal itu kadang membuat orang yang punya penyakit maag menjadi was-was menjalaninya.

Saya juga begitu, sama seperti kebanyakan orang, sering merasakan tidak enaknya ketika nyeri maag melanda lambung.
Makan menjadi tak enak, apalagi kalau tidak makan, makin menjadi nyerinya.
Gejala makin tak bersahabat ketika timbul saat berpuasa.
Banyak cara yang sudah saya lakukan untuk mengatasi nyeri lambung akibat maag ini, terutama ketika kambuh saat menjalani puasa.
Cara pertama, saya minum obat maag, baik yang dijual bebas atau pun yang harus dengan resep dokter.
Sudah banyak obat pereda nyeri maag yang saya konsumsi, dari yang tablet kunyah, kapsul, dan cairan yang harganya bervariasi bahkan ketika nyeri tak juga hilang, terpaksa bagian dada saya diinjeksi, untuk langsung memasukkan cairan penetral asam lambung yang menghilangkan nyeri.
Dari semua ikhtiar itu, saya yakin kalau maag memang tak bisa disembuhkan.
Dia bisa diredakan dengan berbagai obat, tapi tidak hilang sama sekali, walau ada satu cara lain dalam medis untuk mencari tahu masalah ini, yaitu melalui endoskopi.
Mengutip artikel pada website Mediskus.com (6 Juni 2017), dikatakan bahwa endoskopi merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter ahli dengan menggunakan alat optik ke dalam saluran pencernaan melalui mulut hingga mencapai lambung dan duodenum untuk memastikan apa yang menjadi penyebab dari sindrom dispepsia.
Dispepsia ini adalah nama keren dari maag.
Ruwet banget kan kalau ingin terbebas maag? Belum lagi kalau hasil endoskopi tidak benar-bener sukses menghilangkan datangnya nyeri pada lambung di kemudian hari.
Sebenarnya, sejak tiga tahun lalu, saya sudah stop minum obat maag.
Inilah yang kemudian menjadi cara kedua saya mengatasi maag, yaitu dengan minum madu pahit hitam.
Ketika itu tanpa sengaja saya mencoba minum madu hitam pahit yang saya beli di toko herbal.
Ada bergama jenis madu hitam dengan berbagai bahan campuran untuk kesehatan, tapi dari semua itu saya lebih merasa ampuh mengatasi maag dengan madu hitam pahit yang tanpa campuran.
Setelah saya rutin mengkomsumsi madu hitam pahit, saya bisa meredakan nyeri di lambung dan bahkan mengurangi datangnya gejala tersebut.
Jadi, kalau dulu saya selalu minum obat maag setelah selesai makan sahur dan saat berbuka, sekarang hanya sesekali minum madu hitam pahit ketika sahur.
Saya memang sudah terbebas dari ketergantungan dengan obat-obatan pereda nyeri maag, namun bukan berarti bebas sama sekali dari maag.
Ada kalanya saya merasakan nyeri maag padahal puasa baru berjalan setengah hari.
Ini terjadi sejak saya masih mengkomsumsi obat.
Merepotkan?
Iya.
Sebab biasanya saya memilih tetap berpuasa walau lambung serasa ditusuk-tusuk jarum.
Untung saja perasaan seperti itu tidak terlalu lama munculnya sebab saya sudah mengantisipasinya dengan satu cara pencegahan lagi.
Cara mengatasi maag yang ketiga ini sudah saya yakini keampuhannya sampai saat ini, yaitu doa!
Doa ini saya temukan tak sengaja ketika sedang membaca buku kecil asmaul husna yang dibeli di lapak kaki lima.
Dari 99 nama-nama Allah itu, ada satu nama Allah yang pernah diucapkan Rasullah saw agar tetap segar dalam kesusahan dan lapar.
Saya meniru cara Rasullah saw itu.

Jadi, ketika saya mengalami nyeri maag dalam keadaan puasa, saya membaca satu dari nama Allah itu, yaitu Ya Shamadu.
foto-artikel-amaul-husna
Ilustrasi (dok. pribadi)

Saya selalu mengucapkan "Ya Shamadu" sebanyak-banyaknya, ya, alhamdulillah, seperti saya katakan tadi, perasaan nyeri mirip ditusuk-tusuk jarum itu hilang dengan sendirinya.
Demikianlah tiga cara saya mengatasi maag selama ini termasuk ketika berpuasa. Bagaimana dengan Anda?

Komentar