Inilah Rahasia Sukses Serial Tukang Ojek Pengkolan (TOP)
Banner baru 2017 |
Sinetron serial Tukang Ojek Pengkolan
(TOP) sudah menjadi fenomena, bukan hanya untuk RCTI, stasiun televisi yang
menayangkannya, tapi juga bagi penulis skenario dan semua kru produksi.
Bagaimana tidak?
Sejak awal, serial TOP ini hanya
direncanakan untuk dibuat sebanyak 60 episode saja.
Namun, sejalan dengan perkembangan makin
bagusnya respon penonton dan meningkatnya rating tayangan, serial ini berkembang menjadi 100, 200, 300,
sampai sekarang sudah jalan 500 episode.
Udin dan Cimot |
Mungkin jumlah episode serial itu
biasa untuk tayangan sinetron lain, tapi karena seial TOP adalah cerita komedi,
hal itu menjadi satu-satunya yang pernah ada!
Serial yang dimengangkat kehidupan
tukang ojek (Tisna, Ojak, dan Purnomo) di kampung Rawa Bebek mudah diresapi
oleh penontonnya.
Situasi di pangkalan ojek. |
Kisah yang diangkat dibuat per episode,
artinya setiap episode memiliki kisah utama tersendiri yang selalu berganti dengan benang
merah yang mengikat tiap episodenya agar tak lepas sama sekali.
Kejadian yang dialami tokoh di tiap
esode pun bukanlah kisah yang fantastis, hanya kisah biasa yang dialami oleh
setiap orang di rumah, seperti Motor Bodong, Sakit Gigi, Mencari Kerja,
Korslet, Pompa Rusak, Sakit Pinggang, dll.
Emak, Laras, dan Dessy |
Begitulah, semua diceritakan dengan
situasi yang berbeda sehingga menimbulkan banyak salah persepsi, salah sasaran,
dan salah ambil keputusan, yang menjadi keseruan-keseruan tersendiri.
Rawa Bebek merupakan kampung yang ada
di sekitar gedung perkantoran yang menjulang tinggi.
Situasi yang biasa ada di
perkampungan kota Jakarta dengan aktivitas warganya yang biasa-biasa saja, namun, ketika terjadi sesuatu, keadaan berubah menjadi seru!
Situasi di rumah Emak. |
Keberhasilan TOP, selain permainan
tokoh-tokoh utamanya, Andri Sulistiandri (Tisna), Eza Yayang (Ojak), Furri
Setya (Purnomo), Otong Lalo (Babe), Ranti Purnamasari (Emak) memang didukung
dengan kematangan cerita yang untuk tiap episodenya.
Cerita serial ini ditulis oleh saya sendiri, Melvi Yendra, Ilma Fathnurfirda, dan Rizki Indra Sofa.
Cerita yang dihasilkan dari para penulis, sudah melalui seleksi oleh suvervisor program ini, Aris
Nugraha, untuk menjadi sebuah skenario.
Setiap penulis harus menyodorkan 10
cerita yang akan dipilih, kemudian dilanjutkan menjadi skenario.
Bisa dibayangkan, kalau empat penulisnya
terus menerus mengajukan 10 cerita untuk tayangan serial TOP, berarti untuk 500
episode yang terpilih dan sudah tayang, ada 2.000 cerita yang dibuat.
Penulis dan Sutradara |
Semua cerita itu, tidak akan terlihat hasilnya sebelum diproduksi. Beruntung, TOP, saat artikel ini ditulis, memiliki dua sutradara (Iip S. Hanan dan
Violano Tenori) yang mampu mengalihkan naskah teks menjadi tayangan visual yang
menarik untuk ditonton seluruh keluarga, sehingga tayangan ini tetap bisa
menghibur.
Tentunya hasil visual itu juga
didukung oleh tim produksi yang punya disiplin tinggi dalam bekerja.
Tiga Manula (Babe, Odih, Murod) dan Opik |
Disiplin inilah yang menjadi komitmen
semua orang yang terlibat di serial TOP, dari mulai penulis, artis, sutradara sampai
kru produksi.
Tanpa disiplin dan komitmen, mustahil
tayangan ini menjadi tayangan yang
mendapat survei tahun 2016 Komisi Penyiaran Indonesia. Nah, demikianlah rahasia sukses serial Tukang Ojek Pengkolan (TOP) ini, sehingga menjadi tayangan televisi
yang paling banyak ditonton. [s]
(Foto: Pribadi, @IrantyPsari, Ruslee)
Suka bangeeeet sama sitkom ini. Makasih Mas Sokat dan penulis lainnya yg sudah menyajikan cerita2 segar dan menghibur.
BalasHapus@Nia Hanie
HapusTerima kasih sudah setia menonton TOP! :)
top pas banget
Hapussaya banget ama t.o.p
HapusKali pertama nonton serial ini, langsung tertarik. Jalan ceritanya tidak "memaksa" & berkembang seiring berjalan episode. Jujur, saya tidak menyangka kalau ternyata tim penulisnya adalah orang-orang berkompeten yang saya kenal, salut! Semoga sukses selalu untuk semua tim yang terlibat dalam TOP! :)
BalasHapusTerima kasih, @Karina Anggara
HapusSemoga bisa terus terhibur.... :)
saya sekeluarga juga suka, ampe anak2 saya juga suka dan hapal lagunya, wkwkwkw
BalasHapusAlhamdulillah... seneng dengernya :) @Milda Ini
Hapushiya hiya hiya
HapusPenulisnya Melvin Yendra sering baca ceritanya pas di Annida dulu, orang sama bukan ya?
BalasHapusMungkin maksudnya, Melvi Yendra, ya, @Yurmawita Adismal
HapusSaya nggak tau dulu dia di Annida atau nggak :)
Teruslah berkembang menjadi tontonan bagi semua umur yg humanis dan sesuai dengan kearifan lokal bangsa kita, saya suka sekali sinetron ini... Tuhan memberkati
BalasHapusTerima kasih, Mas @Budi Satria yang sudah menonton TOP dan mampir di blog ini... sehat dan gembira selalu. :)
HapusSederhana. Cerita sehari-hari tapi asik untuk ditonton sore hari pas capek pulang kerja. TOP emang top :)
BalasHapusKenapa cerita seperti itu? Tak lain adalah agar orang merasakan pernah mengalami cerita tersebut, itulah pesan moral dari kisah TOP, Mbak @Lina Astuti :)
Hapustontonan keluarga saya ni
BalasHapus@Keluarga Nawra
HapusTerima kasih, semoga bisa tetap menjadi tontonan yang menghibur....
Suka banget....... baper baper jadi hilang . Kalok nonton sitkom TOP ini bawaanya happy ajah.......
BalasHapusSukses selalu mga makin oke lagi amiiiiin :D
@Lilik Zubaida
BalasHapusTerima kasih sudah nonton serial Tukang Ojek Pengkolan (TOP), mudah2an nggak bosen sama ceritanya yang terus berkembang sesuai keadaaan masing-masing tokoh. :)
Apresiasi besar saya untuk Bapak Sokat Rachman, Melvi Yendra, Ilma Fathnurfirda, dan Rizki Indra Sofa. Juga kepada Mas Aris Nugraha, Iip S. Hanan dan Violano Tenori. Pastinya mereka semua punya selera seni yang sangat tinggi. Kekuatan besar sinetron ini adalah karakter yang kuat/solid. Semua karakter "hidup" serta "jadi". Hampir (super) sangat jarang melihat penciptaan karakter-karakter seperti ini kalau tidak dari film/serial Hollywood bermutu.
BalasHapus@Faris Johan
HapusTerima kasih sudah menjadi penonton serial Tukang Ojek Pengkolan, tiap tokoh yang ada memang dibuat se-real mungkin sehingga bisa akrab dengan penonton dan cerita yang dibuat terus berjalan sesuai dengan kehidupan tokoh itu.
Sejak episode yang tayang 25 Januari 2018 apakah ada perubahan besar dalam manajemen produksi Tukang Ojek Pengkolan?. Mengapa "keajaiban" sinetron ini seperti hilang sejak episode itu :(
BalasHapus@Faris Johan
BalasHapusKeajaiban kisah tiap tokoh di serial Tukang Ojek Pengkolan akan selalu ada, baik romance atau hubungan pasutri, maupun kehidupan bertetangga dalam balutan komedi yang dibuat apa adanya sesuai dengan keseharian, jadi nonton terus kelanjutan tiap episodenya.... thanks.
Tukang Ojek Pengkolan ini seolah bukan sinetrin karna para pemain mengalir seperti realita, seolah tidak ada ceritanya dan tidak ada yang dipaksakan. saya bisanya noton lewat youtube tolong kalo upload jangan terlalu lama jaraknya mosok kadang sepekan baru di upload
BalasHapus@Yakobus Subagyo
HapusTerima kasih sudah menonton serial Tukang Ojek Pengkolan. Untuk Youtube, semua diambil alih pihak stasiun TV sebagai official channelnya, dan itu disesuaikan dengan aturan di sana. Demikian.
Salam Bang Sokat, boleh saya wawancara abang sebagai penulis skenario TOP?
BalasHapusSelain untuk penugasan mata kuliah, saya juga ingin belajar banyak hal tentang skenario dari Bang Sokat, terima kasih
@Martin Gibsian
HapusBoleh, kontak aja ke sokat.penulis75@gmail.com
Thanks, ya.
TOP road to 100000eps .
BalasHapusSangat menarik
@Acoen TearsSorrow
HapusTerima kasih sudah menonton TOP... :)
Entah kenapa, saya suka banget dg sinetron yg satu ini,maju terus om
BalasHapusIzin share pictnya
@Muhammad Shofiyulloh
HapusTerima kasih, silakan dipakai picnya dengan sumbernya, ya. Thanks.
Saya termasuk orang yang antipati sekali dengan sinetron. Sekitar akhir 2018, saya baru nonton TOP karena awalnya waktu makan di warung nasi padang tv di sana selalu muter TOP. Eh, keterusan.Benar2 menarik dengan kisah biasa sehari-hari, tapi tiap karakternya unik, punya ciri khas sendiri. Salut banget deh sama penulis, seluruh kru dan para pemerannya.
BalasHapusTerima kasih, semoga terhibur... :)
HapusSaya suka film top krn ceritanya real gak terlalu mangada2 seperti sinetron
BalasHapusMemang dibikin tanpa mengada-ada kok, biar dekat penonton :)
HapusMaju terus purrrrr
BalasHapusSiap....! :)
HapusMakasih yo
Om sokat,
BalasHapusKenapa di pilih JEPARA sebagai lokasi pernikahan Purnomo dan Rinjani?
Terima kasih
@E L E K T R A
HapusMaaf baru balas, dipakainya Jepara untuk tempat itu sebab kebutuhan cerita, pacarnya Purnomo itu kan asalnya dari Jepara :)
Dan di 2022 saya masih setia nonton sitkom ini wkwkwk. Para pemerannya ok2 semua. Panjang umur tukang ojek pengkolan.
BalasHapus@Rubahgalau
HapusMakasih, ya, semoga nggak bosen :)