Istilah-istilah dalam Menulis Skenario Film yang Wajib Diketahui

foto-istilah-dalam-menulis-skenario
Ilustrasi (pribadi)


Semoga semua teman yang membaca tulisan ini sehat wal afiat dan selalu mendapat berkah Allah.

Kali ini, saya akan ngobrol mengenai beberapa istilah dalam Skenario. Istilah-istilah itu merupakan keterangan atau informasi yang berkaitan dengan dengan tujuan skenario, yaitu menjadi acuan untuk membuat film.

Apa saja istilah-istilah dalam skenario film itu?

Yuk, kita uraikan satu per satu.
1. SCENE

Scene merupakan adegan, bagian terkecil dari sebuah cerita. Scene inilah yang membentuk skenario. Scene disusun secara berurutan dari awal sampai akhir.

Scene inilah yang merupakan rangkaian adegan yang membentuk satu cerita film secara utuh.

CONTOH SCENE:

1. INT. GUDANG – SIANG

Surti terikat pada sebuah tiang dengan tangan di belakang. 
Wajahnya sudah lusuh dan rambutnya berantakan. Dia berusaha melepaskan ikatan, tapi dia malah merasa sakit, akibat kerasnya ikatan pada tangannya.

SURTI (V.O.)
Ya, Tuhan tolonglah aku.


Catatan: Ini adalah SATU SCENE. 

Scene terdiri dari:

- Nomor scene

  Terletak di depan keterangan INT./EXT.

- Scene Heading (kepala scene)

     INT. GUDANG – SIANG

- Deskripsi adegan

Surti terikat pada sebuah tiang dengan tangan di belakang dst. 

Contoh scene lain:

1. EXT. GUDANG – SIANG

Suasana di luar gudang sepi. Tak ada orang atau pun kendaraan yang diparkir di depannya. Mendadak terdengar suara dari dalam gudang.

SURTI (O.S.)
Tolooooong...!

2. SCENE HEADING

Scene Heading merupakan kepala scene. Scene heading juga salah satu hal penting dan menjadi tanda sebuah scene dalam skenario.

Scene heading berisi keterangan seperti lokasi, set, dan waktu satu adegan, yang menjadi acuan pembuatan sebuah film.

3. INT.
Singkatan dari INTERIOR, penulisannya sama dengan EXT., tapi ini untuk menunjukkan keterangan tempat di dalam ruangan.

4. EXT.
Singkatan dari EXTERIOR, dalam skenario ditulis dalam deretan scene heading, untuk menunjukkan tempat di luar ruangan.

5. DESKRIPSI

Keterangan adegan yang terjadi pada satu scene. Aksi tokoh ditulis dengan kalimat aktif (lari, jalan, lompat, mengendarai motor, dll.)
Jangan menuliskan teknis kamera pada deskripsi seperti CU (CLOSE UP), ZOOM, LONG SHOT, dll, karena itu adalah wilayah juru kamera atau D.O.P (Director of Photography).
Biarkan juru kamera yang menentukan shot dan angle dari adegan yang kita buat, berdasarkan daya kreatifnya.

6. O.S. (OFF SCREEN/OFF SOUND)

Off Sound digunakan oleh kalangan film. Dan Off Screen oleh kalangan pertelevisian.

Artinya, hanya terdengar suaranya saja (dialog) tanpa terlihat subyek pembicara. Ditulis pada di belakang nama TOKOH dengan tanda kurung.
Misalnya.
MAYANG (O.S.)
Tolooooong!

7. V.O (VOICE OVER)

Voice Over adalah ucapan dalam hati atau pikiran dari tokoh. Ditulis pada di belakang nama TOKOH dengan tanda kurung.
Misalnya.

SURTI (V.O.)
Ya, Tuhan tolonglah aku.

8. ESTABLISHING SHOTS

SHOT suasana tempat atau pemandangan secara utuh dari jarak jauh, sebelum ke adegan utama.

Contoh: jika kita ingin memakai setting sebuah kamar di sebuah rumah, biasanya kita beri dulu ESTABLISH  bangunan rumah secara keseluruhan. ESTABLISH tak perlu dilakukan berulang-ulang.

ESTABLISH tidak perlu dilakukan dengan memberi tanda atau tulisan pada deskripsi, tulis saja deskripsi keadaan atau situasi tempat tersebut, lalu pindah ke scene utama.

Misalnya:

FADE IN:

1. EXT. RUMAH MAYANG – MALAM

Sebuah rumah minimalis satu lantai dengan lampu taman yang temaram dan sepi di satu komplek perumahan. (sudah merupakan ESTABLISHING SHOT)

2. INT. KAMAR MAYANG – MALAM

MAYANG yang memakai pakaian tidur duduk di depan meja sambil mengetik sesuatu di laptopnya.

CUT TO:




TRANSISI

Gaya memotong SHOT atau adegan yang dipakai saat editing film. 
Keterangan transisi yang dipakai pada skenario akan memandu editor film, teknik transisi apa yang dipakai saat film memasuki proses editing.

Transisi pada skenario, di letakkan di atas kiri naskah atau di kanan bawah satu scene.

Hanya transisi FADE IN yang ditulis di kanan atas naskah, sebelum scene satu.
 
FADE IN

Transisi gambar dari dari gelap ke terang dengan cara lambat. FADE IN ini merupakan hal penting dalam skenario yang menandakan dimulainya cerita film.
Ditulis di atas kiri, sebelum scene satu yang menjadi tanda dimulainya film.

• FADE OUT

Transisi gambar dari terang ke gelap dengan cara lambat. 
Ditulis di bawah kanan scene terakhir yang menandakan akhir dari cerita film.

• CUT TO

Perpindahan dari scene satu ke scene berikutnya dengan cepat.
CUT TO menggambarkan kejadian yang bersamaan dengan tempat yang berbeda, atau kelanjutan adegan pada hari yang sama.

• DISSOLVE TO

Transisi yang menunjukkan gambar menjadi kabur, kemudian masuk ke gambar adegan berikutnya.
Transisi ini bisa dipakai untuk pergantian waktu dari satu adegan ke adegan lain atau untuk memberi efek dramatis yang menghubungkan satu adegan ke adegan berikutnya. Dissolve dapat juga dipakai untuk menggambarkan tokoh yang tidur dan bermimpi atau tokoh yang membayangkan sesuatu.

• FLASHBACK

Kilas balik. Cerita yang kembali pada waktu sebelum kejadian yang terjadi.

• JUMP CUT TO:

Cut dalam sebuah scene, bukan di antara dua scene.
Efektif untuk memadatkan shot, untuk menghindari kelambanan action.

Misalnya:

1. EXT. DEPAN GEDUNG PERKANTORAN - SIANG

 

Suasana ramai orang berlalu-lalang, DONI yang memakai kemeja rapi, datang dan berhenti di depan satu gedung kantor, melihat ke ke pintu masuk gedung.

 

JUMP CUT TO:

 

Dua jam kemudian, Doni masih berdiri di depan gedung, dengan posisi yang sama, melihat ke pintu masuk gedung, orang yang lalu lalang sudah jarang.

 

LATER

 

Tiga jam kemudian, Doni masih berdiri di depan gedung, masih melihat ke pintu masuk gedung, para pekerja di gedung keluar untuk pulang. Seorang wanita bernama SOPHIE, yang keluar dari gedung itu melihat Doni, dia menghampirinya.

 

2. INT. CAFE – MALAM

 

Doni dan Sophie duduk berhadapan, Sophie menatap Doni dengan perasaan heran.

 

SOPHIE

(heran)

Kamu berdiri di depan kantorku

dari jam 12?

 

DONI

(senyum)

Aku memang sudah niat menunggumu

sampai keluar dari kantor.

 

 JUMP CUT TO digunakan untuk menggambarkan adanya lompatan waktu dari satu adegan.

Adegan dengan JUMP CUT:




• MATCH CUT TO:

Transisi dari satu SHOT ke SHOT lainnya. Dua SHOT itu memiliki kesamaan dalam aksi atau subjek dan materi subjek.

Misalnya:

1. EXT. TAMAN – SIANG

Seorang anak berdiri dekat danau di taman, dia mengambil batu dan melemparnya ke tengah danau. Batu itu melayang di udara….

MATCH CUT TO:

2. EXT. SATU TEMPAT PERTEMPURAN – SIANG

Sebuah granat melayang di udara, kemudian jatuh di depan satu bangunan, dekat para prajurit yang sedang bersantai, semua melihat granat itu, mereka panik, granat meledak.

Nah, persamaan aksi dari dua adegan itu adalah benda yang melayang, dari batu, menjadi granat.


 INTERCUT

Transisi untuk memotong dua scene atau adegan menjadi satu, sehingga tidak bolak-balik membuat SCENE HEADING.

Misalnya adegan menelepon.

Contoh:

1. INT. RUANG TENGAH RUMAH – SIANG

AMI duduk di kursi meja makan dengan resah, dia melihat handphone di meja, lalu mengambilnya, memencet nomor dan mengangkatnya. Setelah menunggu sesaat, telepon tersambung.

AMI

(on phone) 

Halo….

2. INT. RUANG KERJA RISA – SIANG

RISA yang berpakaian kerja formal, duduk di kursi meja kerjanya, sambil menjawab telepon Ami.

RISA

(on phone)

Ya…. Siapa nih?

INTERCUT TELEPON AMI DAN RISA

AMI
Aku Ami, Ris… kita bertemu kemarin di acara baksos….

RISA
Oh, iya… ada apa, Mi?

….. dst.



• INSERT:

Satu SHOT terpisah yang menjadi bagian dari shot pada adegan utama. Biasanya merupakan informasi penting, yang menjadi kunci cerita.

Misalnya: 
Shot pada potongan koran, selembar surat atau foto, gerakan tangan masuk ke saku, dan aksi tokoh yang sedang mengikuti atau mengawasi tokoh utama.

Contoh 1: 

1. INT. RUANG TENGAH – SIANG

ARMAN duduk di kursi meja makan, sambil membaca koran. Tak lama, matanya menatap satu bagian, koran, lalu tersenyum.

INSERT: 
IKLAN KORAN : DIBUTUHKAN ASISTEN GUDANG.

 

Contoh 2:

2. EXT. JALANAN – SIANG

Arman bergegas melintas di jalan yang tidak begitu ramai, mendadak dia berhenti, lalu menoleh ke belakang.

INSERT:

CODET dan ROBIN yang mengikuti Arman kaget, melihat Arman menoleh, mereka bersembunyi di balik mobil yang perkir di pinggir jalan.

CUT TO:


• MONTAGE

Rangkaian adegan yang berurutan waktunya dan ditulis dalam poin-poin.
Semua adegan ditulis di bawah tulisan MONTAGE, tanpa SCENE HEADING. 

Contoh:

MONTAGE

1. Arman masih lelap di tempat tidur, mendadak weker berbunyi, Arman terbangun, melihat weker, kaget sudah pukul 7 pagi, dia turun dari tempat tidur dan keluar kamar.
2. Arman keluar dari kamar mandi sehabis mandi.
3. Arman memilih kemeja yang akan dipakai dari lemari.
4. Arman keluar kamar sudah rapi, bertemu istrinya. Istrinya merapikan kemeja Arman yang tidak masuk dengan benar di celana.
5. Arman keluar rumah, istrinya menyusul memberikan tas Arman yang tertinggal.

• P.O.V.

Sugesti untuk sutradara dan kru serta artis mengenai titik pandang tokoh.
P.O.V. ini dipakai oleh penulis pada scene-scene yang memang diinginkan, sehingga nantinya, gambar akan terlihat dari sudut pandang tokoh yang dimaksud.

Satu scene yang ingin dibuat dengan P.O.V. tokoh tidak harus ditulis dengan keterangan P.O.V., cukup ditulis saja dalam deskripsi scene.

Misalnya.

1. EXT. JALANAN – SIANG

ARMAN melintas di trotoar sambil mencari gedung kantor yang ditujunya, mendadak dari jalanan di sampingnya, terdengar suara motor menabrak sesuatu, Arman kaget, lalu menoleh.
Terlihat sebuah sepeda motor menabrak gerobak somay sampai terbalik dan motornya jatuh menimpah sang pengendara.

Gambar motor jatuh itu dilihat dari Arman, jadi sudut pandang kamera (P.O.V)-nya dari mata Arman.

Itulah istilah-istilah dalam skenario yang menjadi bagian dalam proses menulis skenario. Tentu saja, masih banyak istilah lainnya, tetapi semua tergantung penulis mau pakai yang mana. Semua istilah itu tentunya disesuaikan dengan cerita dan penuturan yang digunakan penulis nantinya.

Demikian obrolan ringan seputar istilah dalam skenario, apabila ada yang kurang jelas, silakan tulis pertanyaan di kolom komentar, insyaallah saya akan segera membalasnya. Terima kasih. [sr]

Komentar

  1. Keterangannya sangat membantu bagi kami para siswa dalam mngerjakan tgs dari guru Bahasa Indonesia, terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Muh. Alfiansyah.

      Alhamdulillah kalau sudah bisa membantu.
      Terima kasih sudah mampir ke blog ini.

      Hapus
  2. Penjelasannya bagus banget dan mudah dipahami. Sangat membantu. Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Gusti

      Terima kasih sudah mampir dan menyimak,
      semoga kontennya bawa manfaat.

      Hapus
  3. ilmunya sangat bermanfaat, terima kasih banyak. sekarang saya bisa memulai menulis naskah, meskipun saya masih orang awam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, Unknown :)
      Semoga bisa dipelajari.

      Hapus
  4. Kak, kalau ingin menulis beberapa bulan atau tahun kemudia ditulisnya seperti apa ya untuk naskah? Dan penggunaannya pada transisi apakah bisa pakai dissolve?

    Dan kalau plotnya mengisahkan masa lalu apakah ditulis flashback semua? Dan pada scene akhir ditulis present?
    Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. (1) Misal:

      1. EXT. JALANAN - SIANG

      Deskripsi, tokoh, atau ada dialog.
      DISSOLVE:

      2. EXT. SEKOLAH - SIANG

      SUPER: 2 TAHUN KEMUDIAN

      Deskripsi, tokoh, atau dialog.

      (2) Misalkan scena 1 sudah masa lalu.
      Bisa ditulis:

      FADE IN:

      1. EXT. KAMPUS - SIANG, 2000

      SUPER: TAHUN 2000

      Deskripsi, tokoh, atau ada dialog

      2. EXT. CAFE - SIANG, 2000

      Deskripsi, tokoh, atau ada dialog.

      3. EXT. RUMAH - SIANG, 2000

      Deskripsi, tokoh, atau ada dialog

      2. EXT. KAMPUS - SIANG, 2021

      SUPER: TAHUN 2021

      Deskripsi, tokoh, atau ada dialog.

      KALAU ADA FLASHBACK
      biasanya scene pertama masa kini dulu.

      1. EXT. RUMAH - SIANG

      Deskripsi, tokoh, atau ada dialog.

      FLASHBACK

      2. INT. KANTOR - SIANG
      Deskripsi, toko atau ada dialog.

      3. EXT. JALANAN - SIANG
      Deskripsi, tokoh, atau ada dialog

      BACK TO SCENE:

      4. EXT. SIANG - RUMAH
      Lanjutkan adegan scene 1.

      dan seterusnya di saat sekarang dalam cerita skenario.

      Begitu, semoga membantu.

      Hapus
  5. Saran kalau bisa setiap poin diberikan contoh videonya seperti adegan Jump Cut..
    Agar orang awam seperti saya lebih mudah memahami pengertian setiap poinnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Usul diterima, nanti dibuatkan videonya.
      Makasih sudah nyimak.

      Hapus
  6. Terimakasih bang , sangat membantu. Izin bertanya kalo ingin menambahkan scene rewind terbalik itu menulisnya bagaimana ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini maksudnya adegan berulang atau atau adegan dari akhir ke depan dalam satu scene?

      kalau adegannya tanpa dialog, pakai montage bisa, tinggal urutannya disesuaikan.

      Hapus
  7. Wah detail sekali penjelasannya. Terimakasih ilmunya ya kak...
    mau tanya juga kak, kalau misal di script mau ada adegan keesokan harinya itu ada istilah khususnya tidak ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kasih keterangan di scene heading, dengan "next day"
      Misal:
      1. EXT. RUMAH - SIANG - NEXT DAY

      Hapus
  8. trimakasih telah membantu korban online anak broadcasting dan kurang praktek jadi rada gk buta setelah membaca ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. @indira apsari dewi
      Asyik .... terus belajar, ya, biar makin bagus tulisannya ....

      Hapus
  9. izin bertanya min, jika dalam satu scene menceritakan satu kejadian setelah itu scene berikutnya menceritakan beberapa tahun kemudian setelah itu, nah itu pakainya apa min? cut to atau Latter?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada 2 cara, yaitu tulis di akhir scene heading-nya (EXT. RUMAH -- SIANG (BEBERAPA TAHUN KEMUDIAN))
      LALU, dia bawah scene heading tulis keterangannya itu sebelum menulis deskripsi.

      Hapus
  10. Materinya lengkap, bisa dibuat untuk bahan mengajar siswa di smk

    BalasHapus
    Balasan
    1. @I'am Swimming
      Syukurlah kalau bisa membantu teman-teman di SMK... makasih, ya, sudah mampir.

      Hapus
  11. Kak, Aku pemula bikin naskah. Masih bingung. Kalau minta dikoreksi naskahnya boleh ngga πŸ™

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duuuuh... @Ema
      bukan tidak mau, takutnya nanti kelamaan respon naskah kamu.
      Tapi, kalau mau liat contoh naskah, banyak kok di internet, kamu liat dan bandingkan dg buatan kamu.
      Kadang saya juga bikin kelas online, untuk bahas skenario peserta, kalau ada kesempatan mungkin kamu bisa ikut.

      Hapus
  12. Sangat berguna penjelasannya. Tetapi jika ada scene ada satu lokasi lalu misalnya ada 3 orang sedang berdialog dan 2 orang lainnya berdialog tetapi beda isi pembicaraan. Semacam contoh di kafe gitu, 3 orang tamu yang berdialog di meja tamu dan 2 orang pelayan yang berdialog di dapur. Itu cara penulisannya gimna?

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Lucky Batlayeri
      Satu scene itu artinya satu Set, jadi kejadian yang terjadi di satu scene, HANYA terjadi di satu set.
      Kalau ada adegan di ruang makan dan dapur, itu artinya 2 set, jadi dibuat dalam 2 scene.
      Misal. scene 1 di dapur, adegannya apa, dialognya apa? lalu di scene 2 di ruang makan, adegannya apa, dialognya apa? akan terjadi nanti adegan paralel di dua set tsb.

      Hapus
    2. Oiya bang. Terimakasih πŸ™πŸ™

      Hapus
    3. Kalau untuk menulis adegan flashback seperti contoh:
      Seseorang yang sedang duduk dan merenung dan mengingat masa lalu kemudian kembali ke masa sekarang.

      Hapus
    4. Gini scenenya:

      1. INT. KAMAR - MALAM

      INDRI duduk merenung di kasurnya, dia teringat kejadian dengan FARIS seminggu lalu di cafe.

      FLASH BACK:

      2. INT. CAFE - SIANG

      Bla bla bla kejadian Indri menuduh Faris tak menepati janji. Faris kesal dan pergi.

      BACK TO SCENE:

      3. INT. KAMAR - MALAM

      Indri mengusap pipinya yang basah. dst.

      Hapus
  13. Terima kasih untuk blognya pak! saya sebagai pelajar merasa terbantu dan lebih semangat buat bikin naskahπŸ–€πŸŒž

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tetap semangat belajar, ya, @Migoo semoga satu saat ada film dengan naskah buatanmu.

      Hapus
  14. Halo kak, aku pelajar yg lagi dpt tugas bikin naskah film. Aku mau tanya, semisal ada adegan yg berulang(kegiatan yang sama) tapi dalam waktu yg berbeda, cara menuliskannya di naskah gimana ya?
    Contoh; A selalu makan siang di warung B, nah adegan yg ingin ditampilkan selalu sama, ketika lagi ngunyah. Nah misal begitu gmn yaa penulisannya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo juga @Ema
      Kalau adegan berulangnya beda waktu, bikin scene baru aja dengan cut to:
      mis. sc 1. adegan kegiatan tokoh di kamar sebelum mandi.
      Kalau adegan itu mau diulang di hari lain atau pada scene 10, ya, pada scene 10 itu bikin saja deskripsinya sama atau dikasih note: Adegan sama dengan sc 1.
      Gitu.

      Hapus
    2. Wahhh baikk pak. Terimakasih banyakk pakπŸŒ»πŸŒ»πŸ’

      Hapus
    3. Sama-sama @Migoo semoga bisa nulis naskah bagus.

      Hapus
  15. Sangat membantu banget.. terimakasih banyak.
    Saya mau bertanya, apa nama transisinya kalau mau menggabungkan dua scene yang berbeda .. contoh nya scene 1 Zara nari di pantai dan scene 2 Zara nari di taman .. untuk mempersingkat waktu pengen kedua scene di gabungkan gitu.
    Pakai double exposure ya??

    BalasHapus
  16. Sangat membantu, terimakasih banyak
    saya mau tanya, saat menulis flashback dengan beberapa scene tanpa dialog apakah bisa memakai montage? terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam. Terima kasih sudah mampir dan menyimak.
      Untuk Flashback dengan tujuan hanya berupa adegan tanpa dialog atau monolog, bisa dengan MONTAGE dengan keterangan lokasi set yang sesuai dengan adegan tersebut.

      Hapus

Posting Komentar